Berikutini yang bukan merupakan fungsi kritik adalah . A. Pengenalan karya music dan memperluas wawasan masyarakat. B. Jembatan antara pencipta, penyaji dan pendengar. C. Memaksa orang lain untuk mendengarkan music tertentu. D. Evaluasi diri bagi pencipta dan penyaji music. E. Pengembangan mutu karya musik. Jawaban:
- Seni musik tradisional atau musik etnis dari Sunda, Jawa, dan Bali biasa dikenal dengan sebutan Karawitan. Seni Musik merupakan simbolisasi pencitraan dari unsur-unsur musik dengan substansi dasar berupa suara, nada dan sebagai salah satu elemen musik merupakan simbol musik utama yang berupa nada-nada. Melalui notasi kita dapat menunjukkan secara tepat tinggi rendahnya nada, dan nada ditulis dengan sebagai penunjuk tinggi rendahnya nada merupakan simbol utama seni musik. Kemudian, simbol musik ini disebut dengan Machjar Angga Kusumadinata adalah seorang tokoh karawitan Sunda yang menciptakan notasi daminatila pada tahun notasi tersebut lebih disebarluaskan pada kegiatan pembelajaran seni karawitan di daerah Jawa Barat berawal sekitar tahun 1925. Sampai sekarang notasi daminatila masih dipergunakan oleh kreator-kreator Sunda dalam mengarsipkan karyamusiknya khususnya untuk seni karawitan baik sekar vokal maupun gending instrumen. Simbol Seni Musik Karawitan Menurut Modul Seni Budaya untuk kelas XII 2018 95, terdapat beberapa simbol musik terkait dengan sistem nada pentatonik berarti lima nada pokok yang tumbuh dan berkembang di itu, berikut ini adalah simbol seni musik karawitan di tiga daerah, yaitu Sunda, Jawa dan Bali1. Karawitan SundaKarawitan Sunda memiliki notasi daminatila, notasi ini memiliki lima nada pokok disimbolkan dengan Angka 1 5 4 3 2 1 disebut nada relatif Huruf T S G P L T disebut nada mutlak notasi buhun dibaca da la ti na mi da - T singkatan dari Tugu adalah lambang nada 1, dibaca da. - L singkatan dari Loloran adalah lambang nada 2, dibaca mi. - P singkatan dari Panelu adalah lambang nada 3, dibaca na. - G singkatan dari Galimer adalah lambang nada 4, dibaca ti. - S singkatan dari Singgul adalah lambang nada 5, dibaca la. 2. Karawitan JawaNotasi yang digunakan untuk gending atau karya musik Jawa adalah nada-nada Kepatihan, yang diciptakan oleh Wreksodiningrat sekitar tahun 1910 di Surakarta. Notasi ini sering digunakan untuk pembelajaran musik/seni karawitan Jawa yang memakai lambang dengan angka berikutAngka 1 2 3 4 5 6 7 = Ji ro lu pat mo nem pi 3. Karawitan BaliKarawitan Bali memiliki notasi dingdong, notasi ini menggunakan lambang bahasa kawi tepatnya bahasa Jawa kuno, yang pada awalnya hanya berkembang di lingkungan pembelajaran karawitan tembang di Bali. Sejalan dengan perkembangannya, notasi ding dong telah digunakan untuk menotasikan berbagai jenis gending pada gamelan Bali. Bentuk notasi tersebut dapat ditransfer pada notasi angka dengan susunan notasi ding dong nada pokok yang disimbolkan sebagai berikut. - ndong simbol musik nada 1, dibaca ndeng simbol musik nada 2, dibaca deng. - ndung simbol musik nada 3, dibaca dung. - ndang simbol musik nada 4, dibaca dang. - nding simbol musik nada 5, dibaca ding. ding dong deng dung dang notasi Bali1 2 3 4 5 not angka BaliMi fa sol si do perkiraan/tidak persis sama dengan solmisasi baratContoh Alat Musik Seni Karawitan Menurut modul Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Jawa Barat, bila dikelompokkan berdasarkan cara memainkan alat musik karawitan antara lain ditiup, digesek, dipetik, dipukul, ditepuk ditepak, digoyangkan dan sebagainya. Berikut ini merupakan alat musik yang digunakan pada Karawitan Jawa Barat non Gamelan, di antarnya yaitu - Angklung- Bangsing- Celernpung- Dogdog- Kacapi- Kendang- Kohkol- Lisung- Rebab Tarawangsa- SaraweletBaca juga Apa Itu Alat Musik Tiup, Pengertian dan Contohnya? Pengertian Alat Musik Modern Tuts dan Contohnya Pengertian Alat Musik Dawai Serta Contohnya Gitar Akustik & Biola - Pendidikan Kontributor Risa Fajar KusumaPenulis Risa Fajar KusumaEditor Maria Ulfa terjawab1. Berikut yang bukan merupakan seperangkat alat musik karawitan adalah a. angklung Jawa Barat b. kolintang bali c. ketipung Jawa tengah d. talempong Sumatera Barat 2. Sebutkan contoh-contoh alat musik ansambel tradisional! Iklan Jawaban 2.3 /5 19 denielizash Jawaban: no 2.gamelan , gondang , dan kolintang Penjelasan: SEMOGA MEMBANTU YE Jawaban1. C. Ketipung, jawa tengahKarena, Ketepong atau Ketipung adalah alat musik gendang kecil pengaruh dari Timur Tengah dan biasanya mengiringi lagu-lagu berbau Timur Tengah. Dan ketipung ini manjadi alat musik khas dari Kalimantan Ansambel adalah suatu kelompok pemusik yang memainkan musik secara bersama-sama baik dengan peralatan musik yang sama maupun peralatan yang ansambel tradisional1 Gamelan yang berasal dari Jawa dan Bali2 Talempong yang berasal dari Sumatera Barat3 Gondang yang berasal dari Sumatera Utara4 Kolintang yang berasal dari Sulawesi UtaraJadikan jawaban terbaik ya;22 Berikut yang bukan merupakan seperangkat alat musik karawitan adalah * a. Angklung Jawa Barat b. Kolintang Bali c. Ketipung Jawa Tengah d. Talempong Sumatera Barat 23. Suatu pertunjukkan musik yang menggunakan alat musik sejenis atau tidak sejenis yang dimainkan secara bersama-sama disebut * a. Paduan suara b. Konser c. Ansambel d. Orkes 24.
Bahasa sebagai sarana komunikasi juga terdapat pada dunia karawitan Bali. Secara fungsi dalam pementasan bahasa dalam karawitan Bali dibedakan menjadi 2 yaitu a bahasa tubuh, b bahasa sebagai bagian komposisi karawitan. Selain kedua jenis bahasa tersebut, terdapat fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam perkembangan seni karawitan Bali. A. Bahasa tubuh. Bahasa tubuh yang dimaksud disini adalah suatu tanda atau kode dalam suatu pementasan ataupun proses latihan karya seni karawitan. Kode tersebut meliputi kode saat suatu gending atau lagu akan dimulai, kode keras atau lirihnya gending atau lagu, dan kode gending atau lagu tersebut akan berhenti sejenak atau berakhir. Pada umumnya yang memberikan kode adalah pemimpin dalam barungan gamelan tersebut, misalanya kode yang diberikan oleh pemain ugal giying, kendang, Atau pemain instrument lainnya yang diberi tugas untuk memimpin suatu gending atau lagu yang akan dipentaskan. sebagai bagian komposisi karawitan Dalam suatu komposisi karya seni karawitan baik yang tertuang dalam bentuk karawitan vokal maupun instrumental terdapat beberapa komposisi yang menggunakan lirik lagu atau gending. Lirik tersebut merupakan bagian dari komposisi gending atau lagu yang sengaja dibuat oleh komposer. Lirik-lirik tersebut pada umumnya menggunakan bahasa Bali, bahasa Jawa kuna dan ada juga yang menggunakan bahasa Sansekerta. sebagai sarana komunikasi dalam perkembangan seni karawitan Bali Selain bahasa sebagai bagian komposisi lagu dan pementasan, Bahasa juga berfungsi dalam perkembangan karawitan. Dalam hal ini bahasa berfungsi sebagai sarana komunikasi yang sangat penting untuk perkembangan seni karawitan Bali. Minimal menguasai 2 dua bahasa bagi seniman karawitan Bali, yaitu bahasa indonesia, dan bahasa Inggris untuk dapat mengembangkan seni karawitan Bali di tingkat Nasional maupun Internasional. Dewasa ini seni karawitan Bali sudah berkembang cukup pesat dan dibuktikan dengan mulai masuknya teknologi dalam berbagai bidang pementasan karawitan Bali. Teknologi tersebut memiliki peran yang cukup penting dalam suatu pementasan karawitan Bali. Berikut adalah teknologi yang umumnya digunakan dalam pementasan atau pergelaran karya seni karawitan Sound sistem Suara atau bunyi merupakan unsur utama dalam suatu pementasan karya seni karawitan. Pementasan karawitan yang dilakukan di pura dengan tujuan persembahan kepada Tuhan ngayah memposisikan sound sistem sebagai teknologi pendukung. Namun dalam ajang bergengsi seperti Pesta Kesennian Bali PKB atau pementasan karawitan yang berfungsi sebagai pertunjukan atau tontonan, sound sistem wajib atau harus ada untuk mensukseskan pementasan tersebut. Lighting pencahayaan Sama halnya dengan sound sistem, lighting merupakan teknologi yang membawa dampak positif dalam suatu pementasan karawitan Bali. Lighting dapat berfungsi sebagai pembentuk suasana yang dapat memperjelas atau mempertegas maksud dari sebuah karya yang dipentaskan. Dalam orientasi nilai budaya terdapat beberapa masalah dasar dalam hidup, salah satunya yaitu hakikat karya yang mengatakan bahwa karya itu untuk nafkah hidup, karya itu untuk kedudukan, kehormatan dan karya itu untuk menambah karya. Dalam perkemangan karawitan dewasa ini dapat kita lihat orientasi nilai budaya tentang karya itu untuk hidup’. Dapat kita ketahui bahwa tidak dapat dipungkiri di era globalisasi ini seni pertunjukan karawitan Bali pun menjadi ladang penghidupan untuk menghasilkan pundi-pundi uang bagi para seniman karawitan untuk menggerakkan roda perekonomian mereka. Contohnya sebagai pengisi acara di berbagai sektor pariwisata di Bali. Acap kali suatu karaya seni karawitan dibuat untuk kepuasan sang komposer dan juga untuk kepentingan ekonomi dengan cara merekam karya tersebut dan mencetak dalam bentuk kepingan cd yang kemudian dipasarkan di berbagai tempat di Bali bahkan hingga di luar Bali. sosial Di Bali banyak terdapat organisasi sosial khususnya yang berkaitan dengan budaya dan adat istiadat. Organisasi tersebut terdapat di masing-masing Banjar dusun dengan sebutan sekaa. Banyak jenis sekaa yang terdapat di Bali, namun yang menaungi bidang karawitan disebut sekha gong. Sekaa gong memiliki struktur yang hampir sama dari organisasi lainnya namun dengan lingkup yang lebih kecil. Sekaa gong memiliki peran yang sangat penting dalam hubungannya dengan kehidupan masyarakat Bali yang tak lepas dari upacara agama Hindu, dan bahkan dalam kegiatan penting lainnya yang melibatkan atau memerlukan karya seni karawitan Bali tersebut. Selain sekaa gong, di Bali juga banyak organisasi sosial karawitan Bali yang bertujuan untuk melestarikan seni karawitan Bali, diantaranya adalah sanggar, dan juga komunitas seni karawitan. Selain untuk melestarikan seni budaya Bali, sanggar atau komunitas seni tersebut berfungsi sebagai wadah kreatifitas bagi seniman-seniman Bali dari berbagai usia, baik anak-anak, remaja maupun yang sudah berkeluarga. Sanggar dan komunitas memiliki lingkup wilayah yang lebih luas tak terbatas bagi anggotanya dibandingkan sekaa gong yang pada umumnya hanya beranggotakan masyarakat Banjar dusun tersebut. Kebanyakan dari masyarakat Bali mengetahui lembaga pendidikan Nasional di bidang seni khususnya jurusan seni karawitan seperti SMK Negeri 3 Sukawati KOKAR BALI, SMK Negeri 5 Denpasar, Institut Seni Indonesia Denpasar ISI Denpasar, dan lembaga pendidikan nasional di bidang karawitan lainnya hanya memberi pengetahuan dalam bidang praktek. Namun faktanya tidaklah demikian, karena lembaga pendidikan tersebut juga memberikan pendidikan atau pengetahuan secara terori baik tentang karawitan itu sendiri maupun pendidikan teori umum lainnya. Dengan demikian pengetahuan praktek dan teori siswa atau mahasiswa memiliki kemampuan yang seimbang. Siswa/mahasiswa yang memilih pendidikan di lembaga pendidikan Nasional dalam bidang seni khususnya seni karawitan diharapkan menjadi seniman karawitan yang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, sehingga di era globalisasi ini mampu bersaing, dan berkarya kemudian mampu mempertanggung jawabkan karya yang di buat di semua kalangan masyarakat. Gamelan adalah salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari seni karawitan. Gamelan merujuk pada seperangkat atau instrumen alat, sedangkan karawitan lebih kepada komposisi lagu atau gending. Sebagaimana keberadaan seni didalam masyarakat Bali, gamelan tidak dapat dipisahkan dari konsep keseimbangan hidup orang Bali yangi meliputi keseimbangan hidup manusia dengan tuhan, dan memiliki nilai atau peran yang sangat penting dalam kaitannya dengan upacara Agama Hindu di Bali. Seperti yang dijelaskan dalam buku Prakempa lontar gamelan Bali bahwa bunyi, suara, nada dan ritme diciptakan oleh Sang Hyang Tri Wisesa dimana nada-nada tersebut diwujudkan dengan simbol penganggening aksara, seperti bisah, taleng dan cecek. Bunyi dengan warnanya masing-masing menyebar ke seluruh penjuru bumi dan akhirnya membentuk lingkaran yang disebut lingkaran pengider bhvana. Dalam kaitannya dengan upacara seni karawitan Balli jika dilihat dari segi fungsi dapat dibedakan menjadi 3 tiga yaitu Wali, yaitu menjadi bagian yang harus ada dari suatu upacara. Bebali, yaitu berfungsi sebagai pendukung upacara. Balih-balihan, yaitu berfungsi sebagai hiburan atau tontonan. Keberadaan gamelan dalam sebuah upacara mampu mengangkat religiusitas sebuah upacara keagamaan. Gamelan yang digunakan dalam prosesi ritual Hindu memiliki andil yang sangat besar dalam menciptakan suasana hati. Dalam filsafat hindu musik memiliki tempat yang istimewa terkait dengan ritual keagamaan. Sebagaimana yang tercatat dalam Rgveda VIII diuraikan bahwa Ava svarati gargaro godhapari sanisvanat pinga paricaniskadad indra ya brahma-udyatam Artinya “Kelompok orang-orang yang bersembahyang mempersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan alat-alat musik gamelan yang menyertainya yang dinamakan oleh pengatur tinggi nada. Kecapi dan seruling”dalam Donder, 200543. Berdasarkan keterangan-keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa seni karawitan Bali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan beragama Hindu di Bali. Kesenian adalah segala ekspresi hasrat manusia akan keindahan. Dan Karawitan merupakan bagian dari kesenian, yang juga bagian dari kebudayaan. Jadi jika ditinjau dari sekala atau lingkup bahasan, kebudayaan memiliki sekala atau lingkupnya besar, kesenian merupakan substansi dari kebudayaan sehingga kesenian memiliki ukuran atau skala yang yang sedang, kemudian karawitan adalah bagian dari kesenian yang skala atau lingkupnya lebih kecil. Semua yang terdapat dalam seni pertunjukan karawitan memiliki unsur estetika atau keindahan khususnya bagi penikmatnya. Selain seni suara, seni rupa adalah seni yang yang tidak dapat dipisahkan dalam seni pertunjukan Bali. Hal tersebut dapat dilihat khususnya dari bentuk gamelan, dan dalam penampilan suatu pergelaran seni karawitan Bali. Contohnya adalah bentuk dan ukiran pada pelawah gamelan, hiasan-hiasan dalam suatu pergelaran, tata rias, tata busana, dan juga properti dalam suatu pementasan karya seni karawitan Bali. KEPUSTAKAAN Ariasa, I WM. 1984 / 1985. Pengetahuan Karawitan Bali, Denpasar Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Proyek Pengembangan Kesenian Bali. Bandem, I Made. 1986. Prakempa Sebuah Lontar Gamelan Bali, Denpasar Akademi Seni Tari Indonesia Denpasar. Koentjaraningrat. Edisi revisi 2009. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta Rineka Cipta. Yudarta, I Gede. 2016. Gamelan Gambang Dalam Prosesi Pitra Yadnya Di Bali, Denpasar This entry was posted on Selasa, Maret 6th, 2018 at 547 pm and is filed under Tulisan. You can follow any responses to this entry through the RSS feed. Responses are currently closed, but you can trackback from your own site.
terompret seksopon, tifa dan lain sebagainya. maaf jika salah. Pertanyaan baru Seniini jawabannya apa saya bingung jelas kan mengenai motif pada gambar samping Tolong kak bantu jawab soal seni budaya 44.45 Q.1. sebutkan bentuk karya
Karawitan adalah kesenian yang meliputi seni suara, seni rupa, seni sastra, seni tari, seni drama, seni padalangan, dan sebagainya. Jadi, seni mengolah bunyi benda atau alat bunyi-bunyian instrumen secara tradisional gamelan disebut dengan Seni sumber yang mengatakan tentang asal muasal dari kata Karawitan sendiri, salah satunya adalah bahwa kata karawitan berasal dari bahasa sansekerta yaitu "RAWIT" yang artinya adalah keharmonisan atau kehalusan. Sedangkan menurut seorang yang ahli dibidang karawitan sunda Kusumadinata, menjelaskan bahwaKarawitan berasal dari kata "Rawit" yang awal suku katanya dari "Ra" yang artinya sinar matahari, cahaya atau seni, sedangkan kata "Wit" artinya weda atau dalam bahasa indonesianya pun menjelaskan bahwa dalam memainkan seni karawitan sunda itu tidak hanya sekedar menghasilkan bunyi-bunyian saja, namun harus disertai dengan memaknainya secara mendalam dengan lagu-lagu gending yang dibawakan, karena lagu-lagu tersebut sangat berpengaruh terhadap sikap dalam kehidupan, karena ada lagu-lagu yang merujuk kepada keselamatan dan juga Adalah? Fungsi, Pengertian dan Alat MusiknyaKarawitan Sunda adalah seni karawitan yang berasal dari Jawa Barat yang tersebar di masyarakat sunda. Karawitan sunda terdiri dari karawitan sekar, karawitan gending, dan juga karawitan sekar gending. Karawitan dalam budaya sunda sendiri mempunyai peranan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan di berbagai jenis kesenian di Jawa Barat. Seperti sebagai alat hiburan, ritual, alat propa ganda, ataupun sebagai sarana presentasi seni hiburan dalam karawitan Sunda adalah merupakan perkembangan dari ketuk tilu seperti topéng banjét, bajidoran dan dombrét di Karawang, belentuk ngapung, dogér, dombrét di Subang, bangréng di Sumedang, longsér di Bandung, ronggéng gunung di Ciamis, dan sebagainya yang memunculkan penggubahan yang tinggi dari para seniman dalam memainkan seni Juga Fungsi Angklung dan Mengenal 8+ Jenis Jenisnya di Jawa BaratPEMBAGIAN DALAM SENI KARAWITAN SUNDA1. Karawitan Sekar VokalKarawitan vokal atau sekar atau ada yang menyebutnya juga dengan karawitan sunda sekar adalah seni suara yang substansi hakikat atau inti dasarnya menggunakan suara manusia. Sehingga dalam penampilannya akan berbeda dengan bicara biasa, yang juga mempergunakan suara Sekar merupakan pengolahan yang khusus, untuk menimbulkan rasa seni yang sangat erat kaitannya dengan indra pendengaran. Sehingga suara Vokal akan sangat erat bersentuhan dengan bunyi, nada, atau alat-alat pendukung lainnya yang selalu akrab berdampingan. Menurut bentuknya sekar dibagi menjadi 2 bagian, yaituSekar irama merdika bebas irama contohnya adalah pupuh, bawa sekar, kakawen, nyandra, murwa, macapat, dan tandak ajeg, tetap contohnya panambih dalam tembang, lagu kawih, dan Karawitan Gending InstrumentalKarawitan Gending atau instrumental diartikan sebagai bentuk kesenian yang di dalamnya terdapat sebuah iringan musik instrumental. Pada dasarnya bermain musik secara bersama-sama dengan menggunakan beberapa alat musik tertentu serta memainkan lagu-lagu yang digunakan dalam karawitan gending adalah gamelan yang berlaraskan pelog, salendro, degung, dan tetapi di dalam karawitan sunda gending diterapkan kedalam bentuk yang luas, gending tidak hanya digunakan dalam waditra bernada dan berlaras seperti gamelan dan kacapi saja, akan tetapi digunakan juga pada waditra non-gamelan dan tidak berlaras seperti misalnya dogdog, kohkol, keprak, dan sebagainya. Dilihat dari bentuknya karawitan gending dibagi menjadi 2 bagian, yaituGending maat bebas yaitu gending yang tidak terikat oleh ketukan, seperti misalnya masieupan, dan tandak yaitu gending yang bertempo ajeg, seperti misalnya lagu gendu, banjaran, dan Karawitan Campuran Sekar GendingSumber sekar gending atau biasa disebut juga dengan karawitan campuran merupakan bentuk sekaran yang diiringi dengan gendingan. Dalam pembawaa seni karawitan sekar gending ini dibagi menjadi 2 bagian yaituSekaran Adalah karawitan campuran yang menonjolkan sekarnya vokal saja, contohnya seperti kiliningan, celempungan, dan gending Adalah karawitan campuran di mana dalam pembawaan sekar dan gendingnya saling mendukung, sehingga menjadi Karawitan SundaSebagai pengiring nyanyian atau laguSebagai pengiring tarian, terutama pada tarian SundaSebagai pengisi suasana dalam suatu adegan sendra tari atau gending karesmenSebagai ungkapan rasa etikaSebagai pencerminan jiwaSebagai sarana hiburan baik itu bersifat sosial maupun komersialAlat Musik Karawitan SundaSource Pelog SlendroGamelan pelog slendro adalah salah satu perangkat musikal yang terdapat dalam senj karawitan Sunda. Gamelan ini sebagian besar terdiri dari beberapa alat musik pukul atau perkusi, bahan pembuatan dari gamelan pelog slendro ini berbahan material utama logam sepertu kuningan, besi, perunggu atau bahan lain. Gamelan ini juga dilengkapi dengan bahan kayu, dan karawitan sunda, gamelan pélog saléndro yang lengkap akan terdiri dari waditra rebab, bonang, rincik, kenong, selentem, gambang, demung, peking, ketuk, saron pangbarep, saron pangbarung, kendang, satu kempul, dan sebuah karawitan Sunda, jumlah waditra dalam seperangkat gamelan sifatnya hanya kondisional, jadi biasanya sedikit waditra yang digunakan, dalam kondisi tertentu ini tidak akan menjadi gangguan dalam keutuhan sajian. Jumlah waditra sedikit masih dapat digunakan untuk sajian karawitan utuh, baik itu dalam karawitan tari, karawitan mandiri, ataupun karawitan wayang pélog saléndro terdiri dari dari berbagai unsur musikal yang memiliki peranan penting dalam sajian karawitan. Unsur-unsur gamelan pélog saléndro diantaranya adalah gending, laras, patet, surupan, dan Juga Ciri Ciri Lagu Daerah atau Musik Tradisional dan PengertiannyaKendangDari beberapa waditra yang terdapat dalam gamelan saléndro, kendang atau gendang sangat memiliki peranan penting dalam terlaksananya sajian karawitan sunda. Fungsi dari kendang menjadi sangat penting baik dalam ritual ataupun dalam musik karawitan misalnya, kendang lebih mendominasi dari berbagai bentuk penyajian, baik itu dalam karawitan tari, karawitan mandiri, nataupun dalam wayang golék. Kendang juga mempunyai fungsi sebagai pengatur irama lagu, seperti untuk mengatur cepat lambatnya tempo dalam permainan, pemberhentian lagu, ataupun sebagai pemberi isyarat terhadap pergantian Juga √ Rumah Adat Sunda di Jawa Barat Keunikan, Gambar, dan SketsaJadi, bagus atau tidaknya sajian yang akan ditampilkan dalam karawitan, tergantung pada bagus tidaknya si pemain kendang dalam memainkan kendangnya. Kendang sendiri termasuk kedalam jenis alat musik membranophones yang awalnya diciptakan dari bahan logam atau lebih dikenal dengan nama nekara. Nekara perunggu adalah semacam berumbung yang mempunyai bidang pukul tympan pada salah satu merupakan waditra jenis alat tepuk berkulit, yang dimainkan dengan cara ditepuk. Umumnya, kayu yang biasa digunakan dalam pembuatan kendang adalah kayu nangka. Namun, ada juga kendang yang terbuat dari bahan kayu lain selain dari kayu nangka. Dalam karawitan, kendang dibunyikan dengan cara di tepuk di tepak dengan menggunakan telapak tangan. Tepukan atau tepakan dapat berarti teknik dalam membunyikan, pola permainan kendang, dan ciri khas kualitas seorang pengertian dari tepak atau tepuk adalah teknik tepak diropel, tepak kendang jaipongan, gaya tepak kendang kiliningan, tepak Suwanda, atau kualitas seseorang dalam memainkan alat musik gamelan lengkap, yang kita ketahui sekarang ini pada mulanya hanya diawali dengan satu alat bunyi saja seperti Gong. Selanjutnya pada perkembangannya ada penambahan sejenis gong kecil yang biasa disebut dengan kempul, namun dengan jumlah yang masih dengan kebutuhan dan musikalitas dari jaman ke jaman yang terus berkembang, kemudian barulah ada penambahan waditra atau alat-alat musik yang lainnya. Seni dalam mengolah bunyi benda atau alat bunyi-bunyian berupa instrumen tradisional gamelan inilah yang kemudian kita sebut sebagai Seni Karawitan.
Za6Qbfi.